Kerinduan Pembujuk

25 Februari 2011
Hanya sedikit tiupan di dekat mata, maka aku akan terpejam dengan pasrah pada ciuman pertama untuk hari ini. “Kau selalu punya cara agar aku tak melihatmu saat menciumku, Cinta!” Ucapanku dibalas senyum simpulnya. Seperti senyum simpul yang sebelum-sebelumnya, menyimpul erat nafas dan cintaku. Bila mana suatu saat itu ada, jadikan kita yang utama dari beberapa banyak yang utama.

29 April 2011
Tak banyak waktu untuk beberapa kata yang akan kuungkapkan. Karena kuasamu pada energi yang ada dalam diriku cepat-cepat menyelimuti dan membatasi ruang untuk melakukan apa saja, termasuk di depanmu ketika hendak menyatakan cinta. Apa yang lebih istimewa dari sebuah pernyataan? Apa yang bisa melampaui kenyataan rasa yang lama terpendam? Masihkah seseorang akan mengubur bukit-bukit kecil indah di keheningan rasa rindu?

Mungkin aku adalah orang yang paling cerewet yang kau kenal, Cinta! Sungguhpun aku memang begitu, tapi hanya sebatas kata pada tulisan bersumber bahagianya rindu. Aku akan tetap bahagia di saat tak ada seorang pun yang memberikannya. Karena aku punya dirimu yang selalu kurindu.

Kalian tahu, mungkin memang ini hanyalah catatan seorang pembujuk yang kesepian. Namun dasar apa yang membuat orang menulis? Ada yang lebih indah dari kerinduan?

Setiap saat dan waktu yang berlalu, aku selalu melalui bersama setan yang setia dengan kebohongan-kebohongannya atas segala sesuatu. Lama kelamaan mungkin ia akan mengajak banyak temannya dan membuatku tersesat di jalan, yang jalan itu tak pernah ada kerinduan padamu. Aku tak kan tersesat, karena aku punya iman pada cinta yang tulus kepadamu, Cinta!

Posting Komentar

0 Komentar