Sahabat



Jiwa hilang meninggalkan raga
Hanyut pura-pura menuju keabadian
Tak ada sepi yang tak sendiri
Kecuali sepi yang bersama kalian

Kembaliku ke perantauan
Hanyalah pertaruhan tentang esok
Entah kubertemu siapa nanti
Kalian ada bersamaku hari ini

Pagi bikin kopi
Malam begitu juga
Teh mengganti kadang-kadang
Namun rokok tiada duanya

Hubungan kita lebih dari sekedar persaudaraan
Atau pacaran yang terputus oleh kebohongan
Atau pernikahan yang rusak oleh perceraian
Ini adalah persahabatan, Wahai Para Pengagum Kesetiaan!

Ada apa di balik lintingan?
Nihil
Gemetar senar gitar terasa menghangatkan
Sekali petik menguatkan
Tarikan suara sumbang menyenangkan

Aku menghina kalian
Agar aku semakin dicintai
Aku membenci kalian
Agar kalian saling mempelajari

Payung kuning diguyur gerimis
Lama-lama deras dan kita menyadari air menghinggapi
Kaki-kaki kita menyatu
Melangkah perlahan dengan kebersamaan
Tak takut basah
Tetapi kita mencari teduh
Untuk dapat bersila bersama
Berbagi dan bertikai humor
Dari kebijksanaan hingga kepecundangan

Sahabat,
Ungkapan hanya sebatas penanaman
Agar persahabatan tak cepat usang
Diterjang kemarau atau penghujan

Kali ini kita menyatu, kurasa untuk selamanya.

PP. Pancasila, 05.41 WIB, 2 November 2011

Posting Komentar

0 Komentar