Catatan Harian
Revolusi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Revolusi berarti perubahan secara mendasar dalam ketatanegaraan atau keadaan sosial. Jika evolusi adalah perubahan yang bergerak lambat, maka revolusi adalah perubahan yang cukup cepat. Bukan berarti terburu-buru atau gegabah.
Revolusi kerap disuarakan oleh manusia berjiwa revolusioner yang selalu risau dengan keadaan sosial, politik, atau ekonomi yang menindas. Di tingkat tertentu, mahasiswa acapkali menggunakan kata ini untuk menyadarkan akan adanya perubahan yang harus selalu dituntut. Saya alami sendiri bagaimana kata ini selalu terucap dari waktu ke waktu, detik ke detik. Mungkin saja, saya tidak tahu pasti kapan, revolusi booming pada zaman revolusi Industri di Inggris dan revolusi sosial di Prancis. Beruntun dengan itu, Marxisme dan Komunisme mempopulerkannya, demi niat baik untuk melepaskan penindasan kelas. Akhirnya menyebarlah kata ini beserta ambisi yang terkandung di dalamnya.
Hidup serasa tak ada jika tak mengenal revolusi. Sebab pada hakikatnya, kehidupan adalah perubahan. Tak ada yang statis. Semua bergerak ke tingkat tertentu menuju sebuah ekuilibrium kehidupan. Soal hidup, lantas revolusi dalam bentuk apa yang diinginkan? Entah! Malam ini terasa sangat mengusik pikiran saya: "Doktrin dan aksi revolusioner sedahsyat apa yang bisa menghindarkan manusia dari kematian dan kehidupan pasca-dunia?"
Revolusi memang tak ada hubungannya dengan mati dan kematian. Tapi pertanyaan memang kadang, bagi saya, tanpa sebab muncul seketika tak perlu pemicu. Mungkin saya pernah melihat sesuatu sebelum saya memikirkan sesuatu itu, tapi tak menutup kemungkinan saya berpikir demikian hanya karena saya bukanlah orang yang cerdas menyikapi mengapa kata revolusi bersama doktrin dan aksinya selalu muncul baik terucap maupun tertulis di mana-mana.
Revolusi kerap disuarakan oleh manusia berjiwa revolusioner yang selalu risau dengan keadaan sosial, politik, atau ekonomi yang menindas. Di tingkat tertentu, mahasiswa acapkali menggunakan kata ini untuk menyadarkan akan adanya perubahan yang harus selalu dituntut. Saya alami sendiri bagaimana kata ini selalu terucap dari waktu ke waktu, detik ke detik. Mungkin saja, saya tidak tahu pasti kapan, revolusi booming pada zaman revolusi Industri di Inggris dan revolusi sosial di Prancis. Beruntun dengan itu, Marxisme dan Komunisme mempopulerkannya, demi niat baik untuk melepaskan penindasan kelas. Akhirnya menyebarlah kata ini beserta ambisi yang terkandung di dalamnya.
Hidup serasa tak ada jika tak mengenal revolusi. Sebab pada hakikatnya, kehidupan adalah perubahan. Tak ada yang statis. Semua bergerak ke tingkat tertentu menuju sebuah ekuilibrium kehidupan. Soal hidup, lantas revolusi dalam bentuk apa yang diinginkan? Entah! Malam ini terasa sangat mengusik pikiran saya: "Doktrin dan aksi revolusioner sedahsyat apa yang bisa menghindarkan manusia dari kematian dan kehidupan pasca-dunia?"
Revolusi memang tak ada hubungannya dengan mati dan kematian. Tapi pertanyaan memang kadang, bagi saya, tanpa sebab muncul seketika tak perlu pemicu. Mungkin saya pernah melihat sesuatu sebelum saya memikirkan sesuatu itu, tapi tak menutup kemungkinan saya berpikir demikian hanya karena saya bukanlah orang yang cerdas menyikapi mengapa kata revolusi bersama doktrin dan aksinya selalu muncul baik terucap maupun tertulis di mana-mana.
Posting Komentar
0 Komentar