Pulang
Di sisi ladang itu aku meraih pundakmu. Kau menoleh, berpaling dari bentang pantai Selat Madura di depan sana. Seakrab apa kau dengan pantai dan bakau yang menghiasinya dengan hijau.
Mak, aku ingin pulang, mengikuti bekas airmatamu yang belum lekang. Rasa-rasanya tubuhku meringkih seiring waktu berjalan. Jika pulang masih berarti pengabdian, rantau hanyalah ujian menolak kesenangan.
Posting Komentar
0 Komentar