Catatan Harian
Arus Migrasi Orang Madura
Ada guyonan yang berkembang, "Kalau semua orang Madura di rantau kembali ke kampung halaman, Pulau Madura tidak akan muat." Guyonan ini relevan di satu sisi, jika ia ada di wilayah pengandaian. Sejak awal 1900-an dicatatkan oleh peneliti kolonial bahwa perantau dari Madura ke luar pulau ada sebanyak dua kali penduduk yang masih menetap. Persoalannya, andaian ini tak akan bekerja pasti bila melihat fakta lapangan bahwa orang Madura merantau karena motif ekonomi.
Kalau kita melihat peta di atas, secara umum tergambarkan bahwa orang Sumenep dan Pamekasan punya areal "koloni" yang nyaris sama, sama-sama ke Probolinggo bagian timur, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Sedangkan orang Sampang ke Pasuruan bagian timur, Probolinggo bagian barat, dan Lumajang. Orang Bangkalan kebanyakan merantau ke Malang, Madiun, dan Bojonegoro. Ini secara umum lho ya. Ingat. Menariknya lagi, mereka yang merantau memilih daerah yang segaris bujur dengan tempat asal mereka. Bagi saya, ini ada semacam determinasi ruang di luar determinasi ekonomi. Di mana motif ekonomi adalah tujuan utama orang Madura merantau ke daerah-daerah di Jawa Timur.
Kalau kita melihat peta di atas, secara umum tergambarkan bahwa orang Sumenep dan Pamekasan punya areal "koloni" yang nyaris sama, sama-sama ke Probolinggo bagian timur, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Sedangkan orang Sampang ke Pasuruan bagian timur, Probolinggo bagian barat, dan Lumajang. Orang Bangkalan kebanyakan merantau ke Malang, Madiun, dan Bojonegoro. Ini secara umum lho ya. Ingat. Menariknya lagi, mereka yang merantau memilih daerah yang segaris bujur dengan tempat asal mereka. Bagi saya, ini ada semacam determinasi ruang di luar determinasi ekonomi. Di mana motif ekonomi adalah tujuan utama orang Madura merantau ke daerah-daerah di Jawa Timur.
Posting Komentar
0 Komentar